Demokrasi Bukan Sekedar Cara Memilih Pemimpin.
abu zaid
Banyak tokoh umat yang masih berharap kepada demokrasi. Dengan harapan akan muncul penguasa yang pro umat dan pro Islam. Yang lama lama diharapkan suatu saat sakam muncul penguasa yang benar benar sesuai dengan Islam.
Harapan ini tentu saja tidak salah. Hanya saja apakah harapan ini realistis? Atau hanya sekedar pepesan kosong?
Hal ini terjadi disebabkan oleh sebagian besar tokoh tersebut masih menganggap bahwa demokrasi adalah sekedar cara memilih pemimpin atau penguasa. Sehingga kalo yang terpilih seorang yang berakhlaq baik maka akan bisa merubah keadaan menjadi lebih baik. Masih banyak orang yang menyamakan demokrasi yang kufur itu dengan musyawarah yang islami. Inilah pangkal persoalannya.
Padahal fakta demokrasi tidaklah demikian. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan dalam ideologi kapitalisme. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan bukan sekedar cara memilih pemimpin. Demokrasi disertai dengan pola pikir yang mendasari semua sistemnya yakni aqidah sekulerisme. Juga disertai berbagai faham sesat seperti kebablasan berpendapat, HAM, kebebasan berperilaku dll. Juga disertai dengan jaminan bahwa rakyatlah yang memiliki kedaulatan untuk membuat hukum dan UU.
Karena mekanisme unik yang sesat dalam sistem demokrasi itulah kenapa ada tokoh yang sempat berkata bahwa malaikat pun jika masuk ke sistem Indonesia akan menjadi iblis. Dan sekarang dia sedang membuktikan bahwa kata katanya itu benar. Juga ada seorang menteri yang baru saja mengatakan di hadapan para mahasiswa bahwa kalo jadi pejabat akan menjadi orang jahat.
Sehingga siapapun yang masuk sistem demokrasi ibarat nya seperti sebuah roda yang dipasang pada sebuah mobil. Meskipun roda baru itu berkualitas baik. Dan bekerja penuh sekuat tenaga maka tetap saja dia hanya bekerja untuk mobil itu. Dia tidak akan bisa merubah siapa sopirnya. juga tidak bisa merubah kemana mobil akan dikemudikan. Akhirnya roda itu akan aus dimakan usia. Sementara mobil tetap beroperasi sebagaimana sebelumnya.
Oleh karena itulah maka kalo mau merubah keadaan rusak saat ini maka umat harus bangkit dengan Islam. Umat harus mencampakkan semua Isme diluar Islam termasuk sistem demokrasi. Bukan hanya sibuk dengan calon A atau calon B sesuai keputusan oligarkhi. Namun juga menyiapkan sistem islam sebagai pengganti sistem sesat dan kufur demokrasi.
Dalam Surat Al-Ma’idah Ayat 50 Allah SWT berfirman:
أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
” Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Dalam kitab tafsir Al Wajiz, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, menyatakan:
“Apakah mereka menginginkan keputusan zaman Jahiliyyah yang didirikan atas dasar kesewenang-wenangan, monopoli dan hawa nafsu, dan tidak mau menerima keputusan Allah. Tidak ada keputusan yang lebih baik daripada keputusan Allah bagi kaum yang meyakini kebenaran ayat hukum dalam Al-Qur’an, adapaun selain itu adalah keputusan orang yang bodoh dan mengikuti hawa nafsu.”
Sistem jahiliyah demokrasi tak akan memberikan kecual dosa dan kesengsaraan dunia akhirat. Sementara sistem Islam akan memberikan pahala dan kebahagiaan dunia akhirat.
Karena sistem demokrasi bukanlah sekedar cara memilih pemimpin. Sehingga harapan perubahan hakiki terjadi dengan sekedar memilih pemimpin yang baik merupakan sesuatu yang jauh dari harapan.
Wallahu a’lam.[]