Home DAKWAH MENDADAK PAKAR

MENDADAK PAKAR

17

MENDADAK PAKAR

abu Zaid

Sobat, salah satu sebab utama kekacauan opini di sosmed adalah terlalu banyak “pakar” bicara. MENDADAK semua orang seolah menjadi pakar. Bahkan merasa menjadi “pakar” untuk semua bidang dan topik apapun.

Ada isu politik langsung jadi “pakar” politik.

Ada isu ekonomi langsung jadi “pakar’ ekonomi.

Ada isu pendidikan langsung jadi “pakar” pendidikan

Ada isu apapun langsung semua merasa pakar.

Bahkan ada tema tema tsaqofah Islam pun langsung merasa jadi “pakar” nya.

Merasa jadi “pakar” hadits, fikih, Sirah, tafsir, dll semua bisa komen. Semua semangat mengulas. Mengkritik dan dibumbui dengan tahdzir terhadap pihak lain. Jangan ikut pendapat itu. Itu bukan kemompok kita dll. 

Komentar netizen tak jarang seolah melebihi kepakaran fikih para imam Mazhab empat. Tak jarang dibumbui dengan caci maki dan bullying. Bahkan ada dosen fisika dari bandung begitu berani memberikan kajian islam seolah dia pakar. Kemudian dia ngomong asal asalan sesuai hawa nafsunya seakan dia ulama yang menguasai segala bidang tsaqofah. Padahal dia bodoh karena bahasa arab saja ga ngerti. Tapi Berani menafsirkan Al Quran. Berani menggungat pemahaman Islam yang sudah fixed. Akhirnya dia hanya menjadi penyebar kesesatan di sosial media. Karena videonya banyak diupload di sosmed. Tapi anehnya banyak yang suka dengan konten konten dia. Betul betul rusak dan merusak. Na’udzubillah min dzalik.

Karena itu Sobat. Jangan mi ikutan mendadak “pakar”. Bikin kisruh saja. Baiknya kita jadikan sosmed juga sebagai media belajar. Banyak belajar lah sama pakarnya. Bukan kepada “pakar”. Semua bidang ada pakarnya dan merekalah yang layak bicara. Kita? Yah siap menyimak dan komen seperlunya.

Disisi lain sosmed juga menjadi sarana dakwah. Nah disinilah kita harus berupaya membuat sebanyak mungkin konten konten dakwah yang lurus dan bertanggung jawab. Yang wajib dipastikan sebelum meng-upload konten adalah isi konten harus benar sesuai ajaran aqidah dan syariah Islam. Kemudian baru dilihat aspek kemasan yang tepat agar bisa diterima pesan dakwah kitavoleh netizen.b jangan sekedar agar viral akhirnya malah keliru. 

Yuuk Sobat, selamat berjuang di sosmed.[]

Ngopi dulu Sobat!😊