Home DAKWAH WAHAI MUSLIMAH, NDAKAH ISTRI SHOLEHAH?

WAHAI MUSLIMAH, NDAKAH ISTRI SHOLEHAH?

18

WAHAI MUSLIMAH, NDAKAH ISTRI SHOLEHAH?

abu zaid

Setiap suami pastilah mengidamkan istri Sholihah. Alangkah bahagianya suami yang mendapatkan rejeki dari Allah berupa istri sholihah. Lalu siapakah istri Sholihah itu? Andakah Istri Sholihah itu? Apakah kita, para suami, menjadi orang beruntung itu?

Baginda Nabi Muhammad Saw telah menegaskan bahwa wanita Sholihah, insyaallah biasanya jadi istri Sholihah, adalah sebaik baik perhiasan dunia.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim, no. 1467)

Bahkan Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, bahwa istri Sholihah adalah sebaik baik simpanan seorang laki laki:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرٍ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik simpanan seorang lelaki, yaitu istri salehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Daud, no. 1664. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif).

Juga Beliau Saw menyatakan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251)

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الصَّالِحُ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ السُّوءُ وَالْمَسْكَنُ السُّوءُ وَالْمَرْكَبُ السُّوءُ

“Ada tiga hal yang membahagiakan dan menyengsarakan manusia. Yang membahagiakan manusia adalah: (1) istri salehah, (2) tempat tinggal yang baik, (3) kendaraan yang menyenangkan. Yang menyengsarakan manusia adalah: (1) istri yang tidak saleh, (2) tempat tinggal yang jelek, (3) kendaraan yang tidak menyenangkan.” (HR. Ahmad, 1:168).

Allah SWT telah berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisaa’: 34)

Bagaimana sifat istri Sholihah yang menjadi kunci kebahagiaan para suami? Dari paparan ayat dan hadits diatas maka sifat sifat istri Sholihah kurang lebihnya adalah:

(1) tentu saja dia seorang muslimah yang lurus aqidahnya dan perilakunya.

(2) menyenangkan ketika dipandang suami karena kecantikan dan penjagaan agamanya,

(3) berkhidmat dengan baik pada suaminya saat diperintah dengan perintah suami selama bukan untuk maksiat.

(4) Menjaga kehormatannya dan harta suaminya dengan baik ketika suaminya pergi.

(5) mendukung dan membantu tugas suami yg untuk berjuang menegakkan Islam kaffah sebagimana para shohabiyah.

(6) rajin ngaji dan dakwah tentu dengan ijin suami sebagaimana para shohabiyah di jaman Nabi Muhammad Saw.

Demikian kurang lebih karakter istri Sholihah. Cantik luar dalam. Bukan seperti tren jaman sekarang. Para istri sibuk mengejar glowang glowing dengan berbagai masker wajah. Namun gagal menjadi istri Sholihah karena malas ngaji sehingga jadi jahil terhadap agama. Suka membantah dan membangkang pada suami. > Catatan Abu Zaid: Serta tidak tahu bersyukur atas nafkah suami. Selalu merasa kurang.

Ingatlah …

الجمال المقبول بدون الصلاح والتقوى نقمة، وليس نعمة

Cantiknya dia tetapi tanpa kesalehan dan ketakwaan itu hanyalah suatu musibah, bukanlah suatu nikmat.

Jangan sampai seperti pantun Jawa,
Lungo mancing numpak gethek, raine glowing sikile mlethek. (Pergi mancing naik gethek (rakit), muka glowing kakinya mlethek (pecah pecah)

Wahai muslimah, andakah isteri sholiah itu?

Wallahu a’lam.[]