Home DAKWAH WAHAI ISTRI SHOLEHAH BUATLAH SUAMIMU CINTA HINGGA MATI PADAMU

WAHAI ISTRI SHOLEHAH BUATLAH SUAMIMU CINTA HINGGA MATI PADAMU

26

WAHAI ISTRI SHOLEHAH BUATLAH SUAMIMU CINTA HINGGA MATI PADAMU

abu zaid

Selingkuh telah menjadi penyakit sosial yang akut. Berapa banyak suami istri bubar padahal belum lama menikah karena salah satunya selingkuh. Perselingkuhan menjadi ancaman mematikan bagi terbentuknya keluarga sakinah yang langgeng hingga maut menjemput.

Oleh karena itulah menjadi sangat penting bagi kedua belah pihak, suami dan istri, untuk saling menjaga agar terhindar dari musibah ini. Yakni selingkuh dalam pengertian salah satu pihak, suami atau istri, menjalani hubungan tidak sah alias berzina dengan pihak lain. Kalo suami nikah lagi secara sah alias poligami maka bukan termasuk kategori selingkuh ini.( Baca lagi serial tulisan saya tentang menuju poligami sakinah).

Nah, bagi para istri Sholihah inilah hal hal mendasar yang harus dilakukan agar suami selamat dari selingkuh insyaallah dan tetap setia hingga maut menjemput. 

  1. Rajin ngaji dan betul betul belajar Islam hingga faham.

Tentu nya akan menjadi lengkap jika suami istri  sama sama rajin ngaji. Dan berupaya Istiqomah. 

Sebab Allah berfirman:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nuur: 26)

  1. Taat kepada suami selama diperintahkan kebaikan yakni sesuai syariat Allah SWT.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasa’i, no. 3231 dan Ahmad, 2:251. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

  1. Siap sedia memenuhi kebutuhan suami di  ranjang. Jangan sekali kali menolak ajakan suami untuk urusan ini. penolakan istri dalam urusan ranjang akan sangat melukai perasaan suami. Jika istri sedang sangat capek karena aktifitas sehingga tidak bisa melayani dengan baik maka komunikasikan dengan baik pada suami apakah bisa istirahat dulu hingga akan lebih baik pelayanan istri nantinya. Kalo suami tetap minta dilayani saat itu juga maka layanilah sebaik mungkin.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh.” (HR. Bukhari, no. 5193 dan Muslim, no. 1436).

  1. Berupaya tampil menarik dihadapan suami. Menjaga kebersihan badan dan pakaian, berhias, pakai wewangian serta senyum ramah dan manja kepada suami. Sehingga suami merasa bahagia dengan memandang wajah istrinya.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

كُنَّا نِسَاؤُنَا يَخْتَضَبْنَ بِاللَّيْلِ فَإِذَا أَصْبَحْنَ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ ثُمَّ يَخْتَضَبْنَ بَعْدَ الصَّلاَةِ ، فَإِذَا كَانَ عِنْدَ الظُّهْرِ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ فَأَحْسَنَّ خِضَابًا وَلاَ يَمْنَعُ مِنَ الصَّلاَةِ

“Istri-istri kami punya kebiasaan memakai pewarna kuku di malam hari. Jika tiba waktu Shubuh, pewarna tersebut dihilangkan, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Setelah shalat Shubuh, mereka memakai pewarna lagi. Ketika tiba waktu Zhuhur, mereka menghilangkan pewarna tersebut, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Mereka mewarnai kuku dengan bagus, namun tidak menghalangi mereka untuk shalat.” (HR. Ad-Darimi, no. 1093.

Syaikh Abu Malik menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih dalam Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisa’, hlm. 419).

  1. Qonaah dengan nafkah dan pemberian suami. Merasa cukup dan bersyukur. Sehingga suami pun akan ridho kepada istri. Jika sudah demikian insyaallah suami pun tidak lagi sayang memberikan hartanya kepada istri tercinta yang suka bersyukur.

Wanita banyak yang masuk neraka karena kurang bersyukur pada pemberian suami sebagai disebutkan dalam hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian sepanjang waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari, no. 5197 dan Muslim, no. 907).

  1. Lebih banyak tinggal dirumah. Kalo bukan karena terpaksa ga usah kerja diluar rumah meskipun suami mengijinkan. Sebab sejatinya suami paling suka jika istrinya di rumah saja. Sehingga jika suami pulang dari manapun akan disambut wajaih cantik ceria istrinya. Alangkah bahagianya suami yang memiliki istri Sholihah ini. Sebab memang tugas utama istri adalah sebagai ibu dan pengatur rumah suaminya.

Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا

“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Khuzaimah, no. 1685. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

  1. Saling menasehati dengan suami ketika ada kesalahan khususnya dari suami. Tentu dengan disertai tutur bahasa yang baik yang sesuai selera suami hingga mudah diterima suami. Dengan muka manis penuh kelembutan akan membuat suami luluh hati kepada nasehat istri.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. (HR. Muslim, no. 2594)

Inilah kiranya upaya yang perlu dilakukan para istri Sholihah. Insyaallah jika suami adalah seorang yang Sholih akan membuat dia makin sayang kepada istrinya yang sholihah. Dan akan berupaya setia kepada istri nya. Suami akan berupaya menjaga pergaulannya diluar sana. Dan berupaya berhati hati terhadap fitnah para wanita yang sangat merusak seperti yang terjadi hari ini. 

Selamat berjuang para istri sholiah moga selalu sakinah.[]