HANYA FOTO
abu zaid
Jaman sekarang hampir setiap orang suka selfi. Jeprat jepret terus. Senyum sana senyum sini trus jepret.
Mau makan jepret dulu. Mau tidur jepret dulu. Mau berangkat kerja jepret dulu. Mau ngaji jepret dulu. Mau naik pesawat jepret dulu. Pokoke mau apa saja jepret dulu. Terus ada lagi. Apa tuh? Trus diupload di sosmed.
Kadang kita lupa meski hanya foto kalo disebarkan di sosmed itu bukan masalah sederhana. Wah piye iki, berarti ruwet yah?
Maksud saya dampaknya. Meski foto itu layak tayang di sosmed namun bisa berdampak kepada banyak orang baik positif maupun negatif.
Misal nih. Foto saat mau makan. Disitu ada makanan yang enak lengkap. Semua dihidangkan. Menggugah selera tentunya. Bayangkan bagaimana dampak foto itu bagi orang miskin yang hari itu belum makan apapun. Paling tidak dia tambah lapar. Ada yang nyela, apa mungkin ga bisa makan tapi punya HP dan pulsa? 😊 Ya miskin milenial gitu loh.
Atau foto gandeng mesra dengan istri dilihat oleh jomblower. Bisa bikin sakit hati kan? Terus dia mbatin yang jelek sama kita kan bisa berabeh kan? Bisa jadi ‘ain kan. Nah repot kan jadinya.
Apalagi foto foto yang ga layak tayang. Misal foto foto untuk konsumsi pribadi atau keluarga saja. Atau foto foto yang terkait dengan kegiatan terbatas untuk organisasi tertentu. Semua ini mestinya ga boleh tayang di sosmed.
Disisi lain. Kalo kita nih tokoh di satu komunitas. Selembar foto bisa jadi sangat sensitif. Sensitif diterima dan diikuti follower. Atau sensitif ditolak dan dihakimi. Nah, diharapkan kita sendirilah yang mesti bisa ngitung kira kira foto yang kita upload pas atau tidak. Pas dari sisi syariah dan pas dari sisi opini yang baik tentunya.
Ini belum tentang video loh. Belum tentang tulisan. Belum tentang komen. Belum tentang like and share. Tapi saya lagi ga mau mbahas itu sih. Maunya saya ingin share foto dibawah ini saja sih. Tulisan ini hanya pelengkapnya saja. Yah hanya foto to!!??! 😃.[]