Home PARENTING PERSIAPAN MURID SEBELUM NGAJI (bagian 5 Habis)

PERSIAPAN MURID SEBELUM NGAJI (bagian 5 Habis)

35

PERSIAPAN MURID SEBELUM NGAJI (bagian 5 Habis)

abu zaid

Memilih Guru Yang Lurus

Inilah yang paling penting dari semua persiapan yang harus dilakukan oleh murid. Gitu adalah sumber ilmu. Darimana kita mengambil ilmu disitulah kita mengambil diin ini. Maka menjadi perkara paling penting adalah memilih guru yang benar. Guru yang membawa ilmu dan amal warisan Baginda Nabi Muhammad Saw. 

Yang harus kita pilih bukanlah guru yang justru akan menghancurkan hidup kita. Guru yang mengajarkan selain ideologi Islam. Meskipun tsaqofah nya sama yakni tsaqofah Islam namun ideologinya belum tentu islam. Sudah terjadi ada guru yang pandai dalam ilmu tauhid, ilmu fikih, ilmu al Qur’an, ilmu hadits, dll namun malah mengajarkan sekulerisme dan anti sebagian ajaran Islam khususnya khilafah. Padahal semua ajaran Islam wajib kita terima.

Disinilah seorang guru haruslah seorang yang berprinsip Islam kaffah. Islam aqidah dan syariah secara kaffah. Islam yang meliputi seluruh ajarannya baik untuk individu, masyarakat maupun negara. Islam yang telah dipraktikkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw dan dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin hingga generasi berikutnya hingga jaman kita saat ini. Itulah Islam yang harus kita ambil dari guru yang amanah.

Secara pribadi guru yang bisa diambil ilmunya juga harus seorang adil. Adil adalah tidak fasik. Adil disini adalah lawan dari fasik. Fasik adalah nampak melakukan dosa dosa besar. Misalnya mendukung penguasa kafir, zholim atau fasik. Atau mendukung perbuatan dosa besar sepertinya lagibete, nikah beda agama, dll. Nampak jual agama, jual ayat demi mendukung rejim zholim. Atau demi mendapatkan bagian dari remah dunia. Guru yang fasik tidak layak diambil ilmunya.

 Muhammad bin Sirin rahimahullah, beliau mengatakan:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al Ilal, 1/355).

Saat ini banyak orang alim yang berkeliaran ditengah umat justru untuk menyesatkan umat. Mereka menjual agama dengan remah remah dunia. Mereka menjadikan agama sebagai batang candaan. Mereka mencampuradukkan yang Haq dan batil. Mengajarkan Islam versi mereka yang tidak diajarkan Baginda Nabi Muhammad Saw. Seperti Islam Nusantara, Islam moderat, Islam toleran dll. Yang notabene adalah Islam menurut ajaran penjajah yang ingin menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Hingga penjajahan mereka makin kokoh.

 Saat ini banyak juga orang orang yang bodoh tapi banyak dan pintar bicara

 Mereka tampil seolah sebagai pakar Islam padahal bodoh, sesat dan menyesatkan. Banyak pula pengikutnya di sosmed. Mereka mengajarkan aqidah dan syariat yang menyimpang dari islam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: “السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh penipuan. Pendusta dianggap benar, sementara orang yang jujur dianggap dusta. Pengkhianat diberi amanat, sedangkan orang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara.” Ada yang bertanya, “Apa itu Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh (masalah agama) yang turut campur dalam urusan masyarakat.” (HR. Ahmad 7912, Ibnu Majah 4036, Abu Ya’la al-Mushili dalam musnadnya 3715)

Oleh karena pilihlah guru dari orang orang yang berjuang menegakkan agama Allah secara kaffah. Orang orang yang siang malam berjuang mengemban dakwah tanpa bayaran. orang orang yang menentang penjajah meskipun diancam dan ditakut takuti. Yakni para pengemban dakwah yang berjuang menegakkan Islam kaffah dalam sistem Islam yakni khilafah.

Jika sudah bersama guru yang lurus inilah kita kemudian memupuk keistiqomahan dalam ngaji dan dakwah hingga kita mati.

Selamat berjuang kawan, ngaji yuk![]