Home Uncategorized TETAP OPTIMIS MENATAP MASA DEPAN

TETAP OPTIMIS MENATAP MASA DEPAN

39

TETAP OPTIMIS MENATAP MASA DEPAN

(Renungan akhir tahun 2023)

abu zaid

Sobat, kita sebagai umat Islam, telah menapaki tahun 2023 dengan bergudang gudang masalah. Masalah pribadi, masayarakat dan negara. Semua karena salah urus. Salah sistem dan salah orang. Sudahlah hukumnya tidak adil ditetapkan secara diskriminatif pula. 

Salah satu problem yang kita hadapi adalah genosida umat Islam di palestina oleh penjajah dan perampok zionis yahudi laknatullahi alayhim. Yang didukung penuh gembong penjajah negara adidaya Amerika dan para penjajah tradisional Eropa seperti Inggris, Perancis, dll. Hingga kini genosida masih berlangsung dibawah kontrol langsung PBB.

Tantangan perjuangan ke depan tidaklah berkurang. Kita menghadapi rejim kapitalis internasional. Yang dikomandoi para negara adidaya. Jika demikian maka seolah kita Nabi Daud alayhis salam menghadapi Jalut. Tak nampak ada sebab duniawi yang membuat kita menang. 

Namun justru sikap optimis Daud alaihis salam harus kita jadikan cambuk untuk yakin dan optimis.

Karena Baginda Nabi Muhammad Saw pun  pun menekankan sikap optimis ini. 

Beliau Saw bersabda:

إِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلَا يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فله. رواه ابن حبان

Allah Swt. pernah berfirman, “Aku itu tergantung prasangka hamba-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya, jika ia berprasangka buruk, maka itulah yang didapatkannya.” (HR Ibn Hiban)

Terkait sikap optimis, Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengutip pendapat berikut:

قَالَ الْحَلِيمِيُّ وَإِنَّمَا كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ الْفَأْلُ لِأَنَّ التَّشَاؤُمَ سُوءُ ظَنِّ بِاللَّهِ تَعَالَى بِغَيْرِ سَبَبٍ مُحَقَّقٍ وَالتَّفَاؤُلُ حُسْنُ ظَنٍّ بِهِ وَالْمُؤْمِنُ مَأْمُورٌ بِحُسْنِ الظَّنِّ بِاللَّهِ تَعَالَى عَلَى كُلِّ حَالٍ.

Al-Halimi menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. itu merasa bangga dengan sikap optimis, karena sikap pesimis itu termasuk suuzan pada Allah Swt. tanpa sebab yang konkret, dan sikap optimis itu termasuk sikap husnuzan pada Allah Swt. Seorang mukmin itu diperintah untuk selalu optimis dalam setiap keadaan.

Dalam keadaan sulit sekalipun, Rasulullah Saw. tidak ingin melakukan hal yang instan. Misalnya, saat umat Islam kalah dalam perang Uhud, dan ditawari bantuan malaikat Jibril untuk menghancurkan musuh. Namun Rasulullah Saw. menolak atas tawaran tersebut, padahal umat Islam sedang dalam keadaan terjepit karena mengalami kekalahan. Rasullah Saw. malah merespon tawaran tersebut dengan optimis:

بل أرجو أن يخرج الله من أصلابهم من يعبد الله وحده لا يشرك به شيئا

Justru aku berharap semoga saja Allah menjadikan di antara keturunan mereka (musuh Islam) itu terdapat orang yang menauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

Dengan menjadi pejuang Islam yang mukhlis dan istiqomah maka Allah pasti akan menolong kita dengan menyelesaikan seluruh urusan kita. Baik urusan pribadi maupun dakwah. Baik urusan jamaah maupun urusan umat.

Jadi Sobat, kita yakin janji Allah itu pasti benar. Dan bisyaroh Rasulullah SAW juga benar, bahwa khilafah pasti tegak kembali untuk selamatkan dunia. Lamanya waktu perjuangan hanyalah bukti Allah menyayangi kita dengan mendapatkan kesempatan berjuang di jalanNya. Jika demikian maka tak ada tempat sedikitpun dalam hati kita untuk pesimis. Selamat berjuang di tahun 2024 sobat. Semoga pertolongan Allah dengan kembalinya khilafah tak lama lagi.  Hasbunallahu wani’mal wakil. []